Dampak diberhentikan Bus Trans Metro Dewata pada Masyarakat dan Wisatawan di Bali
Bali, tujuan wisata populer, menghadapi tantangan transportasi setelah layanan bus umum terbesar di pulau itu, Trans Metro Dewata (TMD), berhenti beroperasi pada 1 Januari 2025. Penutupan ini membuat warga lokal dan wisatawan frustrasi karena mereka kini harus menghadapi biaya transportasi yang lebih tinggi dan opsi yang terbatas.
Dampak pada Warga Lokal dan Wisatawan
Layanan bus ini adalah pilihan yang penting dan terjangkau bagi banyak penduduk untuk bepergian ke tempat kerja dan layanan penting lainnya. Dengan penutupan yang tiba-tiba, warga lokal beralih ke layanan ride-hailing, sepeda motor, dan taksi, yang menyebabkan kemacetan dan meningkatkan biaya perjalanan. Wisatawan, yang sebelumnya mengandalkan bus untuk menjelajahi pulau, kini harus menghadapi alternatif yang lebih mahal, membuat Bali kurang terjangkau bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas.
Mengapa Layanan Dihentikan
Penutupan TMD terutama disebabkan oleh kurangnya pendanaan dari Kementerian Perhubungan Indonesia. Meskipun penting bagi jaringan transportasi Bali, layanan ini tidak lagi berkelanjutan secara finansial (Social Expat).
Solusi yang Mungkin di Masa Depan
Pemerintah Provinsi Bali sedang bekerja untuk mencari solusi agar layanan bus dapat dilanjutkan. Mereka telah meminta pendanaan lebih lanjut dari Kementerian Perhubungan dan mungkin akan mengambil alih beberapa rute mulai Juli 2025. Ini bisa menjadi langkah positif menuju perbaikan sistem transportasi umum Bali (Detik Travel).